mujil budoyo

Seni Budaya Tari Topeng
PAGUYUBAN SENI TARI TOPENG
MUJIL BUDOYO
Dk.Banjaran, Dsn.Ngadimulyo, Kec.Selomerto
Kabupaten Wonosobo

TARIAN KHAS DAERAH WONOSOBO

1. Tari Kuda Kepang

Biasanya tari Kuda Kepang dibawakan oleh 11 orangBangilon
dan seorang yang berfungsi sebagai pemimpin (Jawa = Pelandang). Tari Kuda Kepang (Emblek) ini diambilBangilon
genda Raja Panji (Babad Jenggala, Kediri). Tarian ini mempunyai ritme sedang hingga cepat dan penuh dengan gerakan-gerakan yang energik dan bersemangat. Musik gamelan mengiringi para pemain dalam memerankan tokoh yang ada dalam babad. Dari kostum yang dikenakan hingga komposisi gerak tarian dapat dilihat adanya perbedaan karakter yang dimainkan. Ada yang berperan sebagai seorang prajurit yang sedang latihan perang-perangan dengan menunggang kuda. Ada yang menggambarkan seorang tokoh Adipati atau pangeran yang juga sedang menunggang kuda. Ada juga yang menggambarkan Abdi yang memelihar kuda, mulai dari mengeluarkan kuda dari kandangnya, memandikan kuda sampai melatih kuda berlari dan sebagainya. Tari Kuda Kepang ini dapat disuguhkan di bagian awal maupun di bagian akhir pentas seni lengger.
2. Tari Gambyong Lengger

Tari Gambyong Lengger merupakan tarian selamat datang yang dibawakan oleh dua orang penari lengger dengan suasana gembira.
3. Tari Sulasih

Nuansa mistis mulai dapat dirasakan ketika tari sulasih mulai dimainkan. Tari sulasih dibawakan oleh seorang penari pria yang menggunakan topeng. Tarian ini ditujukan untuk mengundang roh Bidadari (Endang Larasati) agar mau turun dan melindungi semua penari selama pentas berlangsung.
4. Tari Kinayaan

Merupakan tari yang dibawakan oleh penari Topeng halus (alusan) sebagai pembuka atau selamat datang kepada para Endang atau Roh yang lain yang telah melindungi para pemain.
5. Tari Bribil

Pada saat tari Bribil ini penari topeng menggunakan Topeng Thelengan agak Gechul yang menggambarkan rasa cinta kasih. Hal ini juga sebagai pertanda bahwa para dayang telah turun dan menyatu bersama penari lengger.
6. Tari Blenderan

Tari ini menggambarkan seorang wanita yang sedang bersolek karena masih dalam perasaan rindu.
7. Tari Rangu rangu

Pada saat tari ini dimainkan, penari topeng menggunakan topeng gagahan. Gerakan dari tarian ini ritmenya cepat dan cenderung kasar. Hal tersebut menggambarkan perasaan dari tokoh yang diperankan.

Perasan asmara yang begitu dalam sehingga lupa diri dan akhirnya kemasukan roh jahat. Dalam tarian ini penari memakan beling/gelas/torong lampu dan meminum daun kembang.

8.Tari Angguk

Tarian ini dinamakan angguk karena gerakannya yang mengangguk-angguk. Dengan kostum Wayang orang dan lagu bernafaskan Islam.

9.Tari cepetan

Dinamakan tari cepetan ka
rena wajah para penarinya di corang – coreng ( Jawa = cepat-cepot ), namun dalam perkembangannya tidak lagi di coreng-coreng tapi hanya dengan menggunakan kain penutup. Lagu yang dibawakan berbahasa Indonesia yang kurang sempurna dan bernafaskan Islami.
10.Tari Bangilon

Tarian keprajuritan dengan kacamata hitam bulat sebagai ciri khasnya. Untuk mengiringi tarian mereka bernyanyi bersama-sama yang diambil dari kitab berjanji yang disadur sedemikian rupa.

11.Kesenian Bundengan

Sebuah bentuk kesenian yang sudah sangat langka dan mungkin satu-satunya di Wonosobo atau bahkan di Indonesia, alat yang digunakan adalah sebuah Koangan ( Alat untuk Angon Bebek ) yang terbuat dari pelepah bamboo ( Clumpring = Jawa ) serta ijuk dan biasa digunakan untuk menyanyi penggembala ternak angsa, kemudian dalam perkembangannya bisa untuk mengiringi berbagai jenis nyanyian pop, dangdut, qosidah dan bahkan bisa mengiringi tarian lengger.

Kesenian Tradisionl Bundengana
Di Kabupaten Wonosobo banyak terdapat kesenian tradisional lain yang jumlahnya mencapai 1000 lebih kelompok kesenian tradisional dengan aneka warna dan budaya yang sangat layak untuk dinikmati, memiliki jenis kesenian tradisional antara lain seperti : Badutan, Bambu Runcing, Bangilun, Bugisan, Cekak Mondol, Dayakan, Dagelan Punokawan, Madyo Pitutur, Panembromo, Pentulan, Srandul, Thek Ethek Kampling, Turonggo Baras dan lain sebagainnya yang sudah sangat langka tetapi masih tumbuh berkembang di Wonosobo.

Komentar